Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bendera Cina (freepik.com/user6702303)
Ilustrasi Bendera Cina (freepik.com/user6702303)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menghadiri penandatanganan konvensi pendirian International Organisation for Mediation (IOMed) di Hong Kong pada Jumat (30/5/2025). Ini menjadi organisasi antar-pemerintah pertama di dunia yang berfokus pada penyelesaian sengketa internasional melalui mediasi.

Langkah ini memperkuat posisi Hong Kong sebagai pusat hukum dan resolusi konflik global, di tengah ketegangan geopolitik, khususnya dengan Amerika Serikat (AS). Dengan berdirinya IOMed, Hong Kong diharapkan sejajar dengan pusat hukum internasional seperti Den Haag.

1. Misi dan tujuan IOMed

IOMed bertujuan menyelesaikan sengketa antarnegara, antara negara dan individu asing, serta antarperusahaan lintas yurisdiksi melalui mediasi. Organisasi ini diinisiasi China bersama hampir 20 negara pada 2022, dengan pendekatan damai berdasarkan Piagam PBB. Mediasi dipilih karena fleksibel, hemat biaya, dan menjaga hubungan antarpihak.

"IOMed mampu menangani sengketa perdagangan dan kekayaan intelektual antarnegara secara konstruktif dibanding metode hukum lainnya," ujar Shahla Ali dari Universitas Hong Kong, dilansir South China Morning Post.

Lembaga ini diharapkan memperkuat posisi Hong Kong sebagai pusat resolusi sengketa global. Pendirian IOMed memerlukan ratifikasi oleh negara anggota melalui perubahan hukum nasional, yang bisa memakan waktu enam bulan hingga beberapa tahun.

Wakil Menteri Kehakiman Hong Kong, Horace Cheung, mengatakan bahwa IOMed akan meningkatkan status kota sebagai pusat hukum internasional. 

2. Dampak ekonomi dan hukum

IOMed diperkirakan bakal memberi dampak ekonomi signifikan bagi Hong Kong.

Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee, menyebut lembaga ini akan membuka lapangan kerja baru seperti mediator, penerjemah, dan peneliti, serta menarik organisasi internasional, LSM, dan institusi akademik untuk membuka kantor di kota tersebut.

“Lembaga ini akan setara dengan Mahkamah Internasional di Den Haag, memperkuat peran Hong Kong dalam mediasi global," ujar Jogn Lee.

Aktivitas internasional yang meningkat juga akan menguntungkan sektor perhotelan, logistik, dan transportasi.

Menteri Keuangan Hong Kong, Paul Chan, menyatakan IOMed akan mendukung Inisiatif Sabuk dan Jalan serta memperkuat posisi kota sebagai pusat perdagangan. Renovasi markas IOMed di bekas Kantor Polisi Wan Chai ditargetkan selesai akhir 2025 atau awal 2026, dilansir South China Morning Post.

3. Konteks geopolitik dan keamanan

Pembentukan IOMed berlangsung di tengah ketegangan geopolitik, khususnya antara Tiongkok dan AS pasca kebijakan tarif Presiden Donald Trump. IOMed dianggap sebagai upaya Tiongkok menghadirkan alternatif penyelesaian sengketa yang netral. Peluncuran IOMed dihadiri perwakilan dari hampir 60 negara dan 20 organisasi internasional, termasuk Indonesia, Pakistan, dan Serbia.

Dilansir Devdiscourse, Wang Yi menyatakan IOMed akan menjadi mercusuar stabilitas bagi investor yang membutuhkan jalur penyelesaian konflik yang andal. Keamanan acara dijaga ketat oleh unit kontraterorisme dan perlindungan VIP kepolisian Hong Kong.

IOMed juga merespons tantangan eksternal yang berusaha melemahkan posisi internasional Hong Kong. Lembaga ini diharapkan memperkuat soft power kota serta menunjukkan komitmen Tiongkok terhadap hukum internasional berbasis dialog dan kerja sama, dikutip MarketScreener.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama