bendera China (pixabay.com/SW1994)
Dengan berani, Zhang mengatakan tuduhan yang dilayangkan Rusia merupakan fiksi.
"Baru-baru ini, kami menemukan banyak detail dan informasi relevan terkait insiden Nord Stream, yang mengkhawatirkan. Dihadapkan dengan materi yang begitu rinci dan bukti yang komprehensif, pernyataan sederhana benar-benar palsu dan fiksi lengkap jelas tidak cukup untuk menjawab banyak pertanyaan dan kekhawatiran yang muncul di seluruh dunia," tambah Zhang.
“Kami mengharapkan penjelasan yang meyakinkan dari pihak terkait. Permintaan seperti itu sepenuhnya sah dan masuk akal,” tambahnya, dilansir China Daily.
Pada 8 Februari 2023, jurnalis investigasi AS Seymour Hersh menerbitkan sebuah artikel, yang mengatakan bahwa penyelam Angkatan Laut AS telah menanam alat peledak di bawah pipa gas Nord Stream 1 dan 2 di bawah kedok latihan BALTOPS pada Juni 2022 lalu.
Ada pula eksekutor yang dikabarkan merupakan orang Norwegia telah mengaktifkan bom tiga bulan kemudian. Menurut Seymour, keputusan untuk melakukan operasi tersebut dibuat oleh Presiden AS Joe Biden secara pribadi, setelah sembilan bulan berdiskusi dengan spesialis keamanan Gedung Putih.
AS mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan akun Seymour Hers merupakan akun palsu.