Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/Arthur Wang)
Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/Arthur Wang)

Intinya sih...

  • Otoritas China menerapkan tingkat tanggap darurat tertinggi, menangguhkan pekerjaan, sekolah, dan transportasi umum di 10 kota.

  • Pihak berwenang memperingatkan akan angin kencang, hujan, gelombang, tanah longsor, banjir. Penerbangan dan layanan kereta api dibatalkan.

  • Topan Ragasa menghasilkan angin kencang maksimum 230 km per jam di pusatnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Topan Super Ragusa mendorong China untuk memerintahkan penutupan sekolah dan bisnis di 10 kota saat badai mendekati pantai selatan negara itu. Langkah tersebut memengaruhi puluhan juta orang dan telah menyebabkan evakuasi massal dan penghentian layanan transportasi.

"Mohon untuk tidak keluar rumah secara sembarangan, kecuali bagi petugas penyelamat darurat dan mereka yang memastikan kelangsungan hidup masyarakat," kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan pada Selasa (23/9/2025), dikutip dari The Straits Times.

Badan Meteorologi China menjuluki Ragasa sebagai Raja Badai. Diperkirakan topan tersebut akan bergerak menuju Vietnam utara dalam beberapa hari mendatang.

1. Upaya pemerintah China untuk meminimalisir dampak bencana

Menanggapi ancaman topan Ragasa, otoritas China telah menerapkan tingkat tanggap darurat tertinggi untuk badai angin di Provinsi Guangdong. Pihaknya telah mendesak warga untuk tetap berada di dalam rumah dan telah menangguhkan pekerjaan, sekolah, dan transportasi umum di kota-kota seperti Shenzhen, Zhuhai, Dongguan, dan Foshan.

Di Shenzhen, hampir 400 ribu orang telah diperintahkan untuk mengungsi. Ini terutama ditujukan pada mereka yang tinggal di daerah dataran rendah dan rawan banjir. Di Guangzhou, pembatasan dimulai pada Selasa sore untuk sekolah dan bisnis. Transportasi umum utama, produksi, dan tempat hiburan ditutup.

Masyarakat juga diimbau untuk menyetok perlengkapan dan menghindari perjalanan yang tidak perlu. Di Hong Kong, rak-rak supermarket kosong melompong karena kehabisan roti, sayur-sayuran segar, daging, dan mi instan saat para penduduk bersiap untuk berdiam diri di rumah.

2. Apa saja dampak dari topan super Ragasa?

Potret Bandara Internasional Hong Kong. (pexels.com/AirTeo | Air Travel)

Pihak berwenang memperingatkan bahwa badai tersebut dapat menyebabkan angin kencang, hujan, gelombang, tanah longsor, dan banjir. Beberapa daerah berpotensi mengalami tingkat air yang serupa dengan yang terjadi selama topan dahsyat pada tahun-tahun sebelumnya.

Penerbangan dan layanan kereta api ke dan dari beberapa kota pesisir telah dibatalkan. Bandara Internasional Hong Kong juga telah menangguhkan penerbangan untuk waktu yang lama. Pihaknya memperkirakan gangguan signifikan terhadap operasi penerbangan mulai pukul 18:00 waktu setempat pada Selasa hingga hari berikutnya.

BBC melaporkan, lebih dari 500 penerbangan Cathacy Pacific diperkirakan akan dibatalkan. Sementara, Hong Kong Airlines mengatakan akan menghentikan semua keberangkatan dari kota tersebut.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat saat bumi menghangat. Sebab, dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

3. Topan Ragasa juga menghantam Taiwan dan Filipina

Menurut layanan cuaca Hong Kong, Ragasa menghasilkan angin kencang maksimum 230 km per jam di pusatnya, saat bertiup melintasi Laut China Selatan setelah sebelumnya menghantam sebagian Filipina. Topan Super Ragasa dianggap sebagai salah satu badai terkuat tahun ini.

Topan tersebut telah menyebabkan ganggaun dan kerusakan yang signifikan di Filipina dan Taiwan. Imbasnya termasuk kematian, cedera, tanah longsor hingga pemadaman listrik yang meluas. Tercatat, satu orang tewas, ketika Ragasa menerjang FIlipina utara, tempat lebih dari 10 ribu orang dievakuasi.

Pada 2018, topan dahsyat Mangkhut melukai 200 orang, menenggelamkan kapal, dan menghancurkan infrastruktur di Hong Kong. Diperkirakan kerugian ekonomi saat itu mencapai 4,6 miliar Hong Kong (sekitar Rp9,8 triliun). Pada 2017, kota tersebut juga di hantam topan Hato yang menyebabkan banjir dan melukai lebih dari 100 orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team