Jonathan Toebbe bekerja untuk pemerintah AS sejak tahun 2012 lalu. Dia memegang izin keamanan rahasia dan khusus dalam propulsi nuklir angkatan laut. Selain itu, dia juga ditugaskan di laboratorium di daerah Pittsburg dan bekerja pada tenaga nuklir AL AS.
Dia juga pernah mendapat anugerah Medali Penghargaan Angkatan Laut/Korps Marinir, Medali Layanan Pertahanan Nasional dan Medali Layanan Perang Global Melawan Terorisme. Toebbe keluar dari militer pada 19 Desember 2020.
Dalam penjelasan yang dimuat NPR, agen FBI yang menyamar mengirim uang crypto senilai 10.000 dolar atau Rp142 juta. Langkah itu sebagai sebuah itikad baik keseriusan untuk menanggapi tawaran informasi teknologi kapal selam nuklir.
Dari dokumen pengadilan, terungkap bahwa Toebbe mempercayai agen FBI yang menyamar dengan menulis surat balasan "seharusnya cukup untuk membuktikan kepada saya bahwa Anda bukan pihak ketiga yang tidak diinginkan, yang ingin menyebabkan masalah bagi saya."
Korespondensi berlangsung selanjutnya dengan dibarengi transaksi data. Pada Juni 2021, menurut laman resmi pemerintah AS, transaksi dimulai dan Toebbe mengirim kartu memori 16 GB yang ditaruh di antara sandwich selai kacang. Agen FBI yang menyamar membayar crypto senilai 20.000 dolar atau Rp284,1 juta.
Transaksi selanjutnya terjadi pada Agustus 2021. Dalam peristiwa itu, kartu memori berisi informasi sensitif dibungkus dengan permen karet. Agen FBI yang menyamar membayar 70.000 dolar atau Rp994,5 juta.
Kemudian pada transaksi pada 9 Oktober bulan ini, Jonathan dan Diana Toebbe akhirnya ditangkap. Total pembayaran untuk informasi yang dibeli dari Toebbe adalah 100.000 dolar atau Rp1,4 miliar.