Ilustrasi Cybercrime (unsplash.com/@mbaumi)
Melansir dari Tim Tanggap Darurat Komputer Selandia Baru, di tahun 2020 serangan siber meningkat 33 persen year-on-year. Beberapa organisasi besar Selandia Baru turut menjadi korban pada tahun lalu, termasuk kejahatan siber DDoS pada bursa saham negara tersebut di bulan Agustus lalu yang membuat khawatir banyak pihak. Serangan malware tersebut mengganggu server bursa saham serta situs web mereka, dan memaksa kegiatan perdagangan dihentikan selama beberapa hari. Melansir dari kantor berita Reuters, sebuah firma keamanan siber independen yang ditugaskan untuk meninjau serangan tersebut, mengatakan bahwa kecanggihan, persistensi, dan banyaknya serangan merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Selain itu, korporasi lebih sering menjadi target empuk karena dianggap lebih menguntungkan bagi peretas. Pada awal tahun 2020 terjadi serangan siber pada beberapa perusahaan seperti Fisher & Paykel Appliances, Toll Group, dan Lion. F&P Appliances mengalami ransomware. Peretas membeberkan sejumlah spreadsheet dan file perencanaan perusahaan ke internet, dengan upaya agar perusahaan mau membayar sejumlah uang untuk menebus data tersebut.