Wakil presiden Amerika Serikat dari Demokrat Senator Kamala Harris menghadiri Community Conversation with African-American Leaders di ruang olahraga Florida Memorial University di Miami, Florida, Amerika Serikat, Kamis (10/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Marco Bello)
Meski kerap disebut sebagai negara yang jadi juaranya demokrasi, sesungguhnya politik AS masih sulit menerima pemimpin perempuan di level nasional. Pada Pilpres 2016 misalnya, Hillary Clinton kalah di penghitungan suara elektoral meski mendapat suara populer lebih banyak.
Hillary yang punya semua syarat untuk jadi Presiden AS, serta punya pengalaman panjang dalam politik termasuk jadi Ibu Negara, senator, lantas Menteri Luar Negeri, belum bisa menembus langit-langit kaca kekuasaan tertinggi di Negeri Paman Sam.
Kamala Harris sendiri bakal mencoba mengukir sejarah menjadi Wakil Presiden perempuan pertama di AS. Harris (55 tahun) adalah senator berpengalaman dari California. Perempuan keturunan imigran (ibu dari India dan ayah dari Jamaika) itu dikenal sebagai singa podium di Kongres AS. Pengalamannya sebagai jaksa membuatnya selalu tampil percaya diri dan menggetarkan siapa saja yang harus menghadiri sesi pemeriksaan di senat, rermasuk sejumlah orang dekat Presiden Trump.
Harris sendiri bakal menghadapi sang petahana Mike Pence. Orang nomor dua di pemerintahan Trump selama ini dikenal selalu tampil tenang. Pence selalu nampak berdiri di dekat Trump, agak di belakangnya, sembari menangkupkan tangan dan selalu menjawab pertanyaan media dengan pendek. Selama pandemik, dia juga kerap muncul di acara publik tanpa masker.
Pence (61 tahun) berasal dari Indiana dan dikenal sebagai sosok yang religius. Setelah Trump dites positif COVID-19 dan sempat dirawat tiga hari di Rumah Sakit Militer Walter Reed, Pence juga ikut dites. Beruntungnya, dia dan istrinya Karen dinyatakan negatif virus corona.