Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Joshua Rawson-Harris)

Jakarta, IDN Times - Kabut debu dari gurun pasir Sahara di Afrika Utara terbang sampai ke Eropa, dilaporkan menyelimuti Jerman, Prancis dan Swiss. Fenomena tersebut telah membuat kualitas udara sangat terpengaruh.

Gurun Sahara melepaskan 60 hingga 20 juta ton debu per tahun. Partikel terbesar akan kembali ke bumi dengan cepat, tapi partikel terkecil akan terbawa angin dan dapat menempuh jarak ribuan kelometer.

1. Debu Sahara membuat langit berwarna oranye

ilustrasi (Unsplash.com/Peggy Anke)

Kabut debu di sebagian wilayah Eropa terlihat pada Sabtu (30/3/2024). Fenomena itu jarang terjadi, tapi diketahui bahwa debu Sahara bisa terbang jauh dari asalnya di Afrika Utara.

Di Jerman selatan, debu tersebut menyebabkan langit berwarna oranye. 

"Debu Sahara telah tiba, yang dapat Anda lihat dari kekeruhan kekuningan di udara," kata Christian Herold, ahli meteorologi di Layanan Cuaca Jerman, dikutip dari Deutsche Welle.

Debu juga diperkirakan juga akan terlihat pada Minggu Paskah.

2. Warga Prancis diimbau tidak melakukan aktivitas fisik yang intens

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di