Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jair Bolsonaro (Twitter.com/Jair M. Bolsonaro)

Jakarta, IDN Times - Program pengawasan badan antariksa nasional Brasil, DETER, melaporkan deforestasi di hutan Amazon meningkat drastis pada Desember 2022. Itu adalah bulan terakhir masa kekuasaan Jair Bolsonaro, sebelum digantikan secara resmi oleh Presiden Luiz Inacio Lula da Silva pada 1 Januari.

Dari deteksi satelit yang dilakukan, sebanyak 218,4 kilometer persegi tutupan hutan rusak. Dibandingkan Desember 2021 dengan 87,2 kilometer persegi hutan yang rusak, deforestasi itu mengalami kenaikan 150 persen, DETER melaporkan pada Jumat (6/1/2023).

1. Sebanyak 218,4 kilometer persegi hutan Amazon Brasil rusak

(Pexels.com/Pok Rie)

Selama Jair Bolsonaro menjadi pemimpin Brasil, hutan Amazon yang dinilai penting untuk mengendalikan perubahan iklim global disebut mengalami deforestasi besar-besaran. Selama dia berkuasa, para aktivis iklim kerap melakukan protes atas kebijakannya dalam membuka industri di wilayah hutan Amazon.

Pada Oktober 2021, aktivis dan kelompok Pribumi bahkan mengajukan gugatan ke Pengadilan Pidana Internasional atas kebijakan iklim Bolsonaro yang dinilai merusak.

Bolsonaro yang naik ke tampuk kekuasaan pada 2019, lengser pada Desember 2022. Di bulan terakhir ia menjabat, pemantauan satelit mengungkap terjadi deforestasi sebesar 218,4 kilometer persegi, kutip RFI.

National Institute for Space Research (INPE) menjelaskan bahwa deforestasi itu mengalami kenaikan signifikan dibanding bulan Desember pada 2021 yang memiliki catatan deforestasi 87,2 kilometer persegi.

Selama berada di bawah kekuasaan Bolsonaro, industri agribisnis  memicu deforestasi rata-rata naik 75,5 persen dari dekade sebelumnya.

2. Desember terburuk yang ketiga kalinya untuk hutan Amazon

Editorial Team

Tonton lebih seru di