Para calon penumpang menunggu kendaraan yang akan membawa mereka meninggalkan Woodlands Causeway untuk menyeberang ke Singapura dari Johor pada 17/3/2020, beberapa jam sebelum Malaysia memberlakukan lockdown (karantina wilayah) karena wabah virus corona. ANTARA/REUTERS
Perdana Menteri Lee menjelaskan bahwa alasan di balik pemberlakuan langkah ketat ini adalah karena masih ada lebih dari 50 kasus positif COVID-19 baru setiap hari dalam dua minggu terakhir. Padahal, pemerintah telah berupaya keras untuk menekan laju penyebaran virus corona.
"Awalnya, banyak kasus-kasus baru yang diimpor dari luar negeri, mayoritas adalah warga Singapura yang pulang kampung. Kemudian, minggu lalu, kami mulai mendapati adanya kasus-kasus lokal lebih banyak. Terlebih lagi, walau pelacakan kontak kami baik, hampir setengah dari kasus-kasus itu, kami tak dari mana atau dari siapa seseorang bisa terinfeksi," kata Lee.
"Ini menunjukkan bahwa ada lebih banyak orang di luar sana yang terinfeksi, tapi belum diidentifikasi. Dan mereka mungkin menularkan virus kepada orang lain tanpa disadari," tambahnya. Singapura sendiri melaporkan lebih dari 1.000 kasus di mana ada lima orang meninggal, sedangkan 266 dinyatakan sembuh.