Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Massa aksi di DPRD Sumut membawa bendera One Piece saat unjuk rasa, Selasa (26/8/2025) (IDN Times/Prayugo Utomo)
Massa aksi di DPRD Sumut membawa bendera One Piece saat unjuk rasa, Selasa (26/8/2025) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Intinya sih...

  • Protes besar-besaran atas kebijakan pensiun.

  • Bendera One Piece sebagai simbol perlawanan.

  • Bentrok antara aparat dan pengunjuk rasa melukai warga dan jurnalis.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Gelombang ketidakpuasan sosial di Peru kembali memuncak ketika ratusan demonstran turun ke jalan di ibu kota Lima, pada Sabtu (20/9/2025). Melansir dari berbagai sumber, aksi yang diinisiasi gerakan pemuda atau “Gen Z” ini berujung bentrokan dengan aparat setelah massa mencoba mendekati gedung eksekutif dan kongres. Sekitar 500 orang berkumpul di pusat kota di bawah pengawasan ketat polisi, melemparkan batu dan kayu, sementara aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Aksi ini mencerminkan keresahan masyarakat terhadap sejumlah isu: meningkatnya kejahatan terorganisasi, korupsi di jabatan publik, hingga kebijakan reformasi pensiun terbaru yang dianggap merugikan generasi muda. Tak hanya itu, bendera Jolly Roger yang berlambang bajak laut dari manga populer Jepang One Piece juga berkibar sebagai simbol kebebasan dan perlawanan terhadap penguasa lalim. Fenomena ini sebelumnya juga terlihat pada aksi demonstrasi di Indonesia, Nepal, hingga Prancis.

1. Isu pensiun picu kemarahan publik

Presiden Peru Dina Boluarte (Twitter.com/Presidencia del Perú 🇵🇪)

Protes besar-besaran ini berlangsung hanya beberapa hari setelah legislatif Peru meloloskan undang-undang yang mewajibkan anak muda bergabung dalam dana pensiun swasta. Kebijakan tersebut memicu penolakan luas karena dianggap memberatkan generasi muda yang menghadapi kondisi kerja tidak menentu. 

“Sekarang justru demokrasi lebih buruk daripada sebelumnya. Semakin memburuk karena rasa takut, karena pemerasan,” ujar seorang demonstran berusia 54 tahun, bernama Gladys. 

Selain itu, popularitas Presiden Peru, Dina Boluarte yang kian menurun juga menjadi pemicu ketegangan politik. Berbagai survei menunjukkan publik menganggap baik pemerintah maupun kongres yang dikuasai mayoritas konservatif sarat korupsi. Kondisi ini memperkuat ketidakpercayaan masyarakat terhadap institusi negara.


2. Bendera One Piece sebagai simbol perlawanan

Bendera Jolly Roger One Piece di acara pendaftaran Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. (IDN Times/Aryo Damar)

Dalam aksi di Lima, terlihat bendera Jolly Roger berkibar di antara kerumunan massa. Bendera yang identik dengan kru bajak laut dalam One Piece itu diyakini menjadi simbol perlawanan generasi muda terhadap ketidakadilan dan pemerintahan yang dianggap lalim. Fenomena ini menandakan munculnya bahasa simbolik lintas negara, karena bendera serupa juga muncul di demonstrasi Indonesia dan negara lain.

Seorang pengunjuk rasa, Celene Amasifuen, mengatakan bahwa kongres tidak punya kredibilitas dan bahkan tidak mendapat persetujuan rakyat. Menurutnya, lembaga legislatif tersebut justru membuat kekacauan di negara itu.

3. Bentrok lukai warga dan jurnalis

ilustrasi kerusuhan (pexels.com/Joel Santos)

Bentrok antara aparat dan pengunjuk rasa tak hanya melukai peserta aksi. Stasiun radio lokal Exitosa melaporkan seorang reporter dan juru kamera mereka terkena peluru karet yang biasanya ditembakkan aparat. Kepolisian Peru mengonfirmasi sedikitnya tiga petugas mereka juga mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut.

Situasi ini menandai semakin tingginya ketegangan sosial-politik di Peru. Demo yang meniru simbol perlawanan dari budaya populer seperti One Piece menunjukkan solidaritas generasi muda lintas negara dan menandai perubahan cara masyarakat mengekspresikan tuntutan keadilan.

Editorial Team