Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)
Pemerintah Israel berulang kali menyalahkan Hamas atas dampak dari konflik di Gaza. Di sisi lain, Hamas menyebut pembunuhan terhadap enam sandera pada Minggu merupakan kesalahan Israel sendiri.
Anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Rishq, mengatakan kematian para sandera yang ditemukan pada Minggu dikarenakan sikap Netanyahu yang tak ingin menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
”Setiap penundaan dalam persetujuan dan komitmennya terhadap apa yang dicapai pada 7 Juli (dalam proposal gencatan senjata) berarti membahayakan nyawa lebih banyak tahanan," kata Izzat, dilansir Anadolu Agency.
Sebelumnya, dalam pidato Netanyahu, ia bersikeras mempertahankan wilayah perbatasan Gaza-Mesir yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi di bawah kendali tentara Israel. Upaya ini disebut Izzat sebagai upaya Netanyahu untuk meraih kemenangan imajiner.
“Pernyataan Netanyahu adalah pidato orang yang putus asa yang mencari kemenangan imajiner yang belum berhasil ia pasarkan kepada audiensnya setelah 10 bulan perang Nazi melawan rakyat kami di Jalur Gaza,” tuturnya.