Dilansir Reuters, UNITAMS didirikan oleh dewan beranggotakan 15 negara pada Juni 2020 berdasarkan resolusi yang dirancang Inggris, utuk memberikan dukungan kepada Sudan selama transisi politik menuju pemerintahan demokratis.
“Kami menegaskan kembali bahwa pihak berwenang Sudan tetap bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan staf dan aset UNITAMS selama masa transisi ini dan menyerukan kerja sama penuh mereka dalam memungkinkan penarikan secara tertib,” kata Wakil Duta Besar Inggris untuk PBB James Kariuki kepada dewan.
Pada bulan lalu, seorang pejabat senior PBB telah memperingatkan bahwa kekerasan terhadap warga sipil di Sudan mendekati kejahatan. Saat ini krisis kemanusiaan di negara tersebut memburuk dan kekerasan etnis meningkat di wilayah barat Darfur.
Sebuah tim negara PBB yang memberikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan akan tetap berada di negara tersebut. PBB mengatakan hampir 25 juta orang, setengah dari populasi Sudan membutuhkan bantuan.
“Kami menegaskan kesiapan pemerintah untuk melanjutkan hubungan konstruktif dengan PBB dengan memperkuat kerja sama dengan tim negara,” kata Dafallah Alhaj, utusan panglima militer Sudan Abdel-Fattah al-Burhan, kepada dewan. Dia mengatakan pengiriman bantuan kemanusiaan adalah prioritas utama.