Ilustrasi polisi. (Unsplash.com/Monica Melton)
Rodrigue mengatakan, ada beberapa kemajuan dalam tiga bulan sejak kontingen pertama sekitar 400 polisi Kenya dikerahkan ke Haiti, tapi mengingatkan masih menghadapi tantangan yang signifikan dan rumit.
“Kekerasan geng terus merusak tatanan sosial dan pelanggaran hak asasi manusia terus meningkat, menjerumuskan ribuan keluarga ke dalam kesulitan. Ketidakamanan ada di mana-mana, melumpuhkan ekonomi, melemahkan lembaga, dan memicu ketakutan di antara penduduk," kata diplomat tersebut, dikutip dari VOA News.
Presiden Kenya William Ruto mengunjungi Haiti sekitar satu setengah minggu lalu untuk bertemu dengan para pejabat dan pasukan polisi Kenya. Ruto di Sidang Umum PBB minggu lalu mengungkap rencana untuk mengerahkan kontingen Kenya lainnya ke Haiti pada Januari tahun depan.
Sejauh ini baru sekitar 500 polisi yang dikerahkan, sebagian besar dari Kenya dan sisanya dari Jamaika dan Belize. Para diplomat memperkirakan negara-negara lain juga akan mengerahkan.
Duta Besar Kenya untuk PBB, Erastus Ekitela Lokaale, menunjukkan beberapa kemajuan di ibu kota, Port-au-Prince, termasuk pengamanan infrastruktur penting, seperti bandara dan rumah sakit, serta beberapa persimpangan jalan utama. Namun, mencatat misi tersebut perlu segera mencapai tingkat mandat penuh yakni 2.500 personel dan transisi politik perlu terus berjalan.
“Saya juga harus menekankan bahwa meskipun misi MSS merupakan intervensi yang penting dan inovatif, itu hanyalah sebagian dari solusi. Stabilitas Haiti hanya akan tercapai melalui pendekatan multi-cabang yang mengatasi akar penyebab tantangannya," ujarnya.