Pada Selasa (28/9) lalu, Thunberg mengecam para pemimpin dunia dengan menyebut mereka sebagai politisi gagal. Pernyataan itu merupakan kritik Thunberg atas janji-janji perubahan iklim selama 30 tahun yang tidak lebih sekadar omong kosong.
Thunberg, yang saat ini berusia 18 tahun, mengatakan meskipun negara-negara di seluruh dunia bersumpah untuk memenuhi target ambisius, krisis iklim justru terus meningkat.
Ia juga merujuk pada pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dengan mengatakan, "bangun kembali dengan lebih baik, bla bla bla". Thunberg menilai mereka menggunakan ungkapan itu ketika berbicara mengenai visi mereka untuk masa depan.
Tak hanya itu, Thunberg juga memunculkan kembali pernyataan masa lalu dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada 2018 lalu tentang "tidak ada planet B". Pernyataan itu disampaikan untuk menyerukan kerja sama dalam mengurangi emisi karbon dan meyelamatkan bumi.
Menurut dia, jargon-jargon semacam itu terkean hebat, tapi sejauh ini tidak ada tindakan konkret. Thunberg mendorong para pemimpin dunia untuk menemukan transisi yang mulus menuju ekonomi rendah karbon.
Aktivis iklim asal Uganda, Vanessa Nakate, juga berbicara di KTT dengan mengatakan bahwa negara-negara yang rentan masih menunggu dana sebesar 100 miliar euro (sekitar Rp1.661,4 triliun) yang dijanjikan oleh para pejabat pada 2020 lalu.
Generasi muda telah berulang kali meminta mereka yang berkuasa untuk memenuhi target iklim, mengutip laporan yang menganggap masa depan mereka tidak pasti di tengah planet yang terus memanas.
Sebuah suveri awal September 2021 lalu melaporkan, semakin banyak orang melihat perubahan iklim sebagai ancaman yang membayangi, dengan kaum muda terutama khawatir tentang hal itu yang dianggap merugikan mereka.