Presiden Rusia Vladimir Putin. (Twitter.com/President of Russia)
Penarikan diri Rusia dari kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina dan pengeboman pelabuhan sungai Danube yang digunakan Ukraina sebagai rute ekspor, telah mendorong kenaikan harga gandum global sekitar 10 persen dalam 10 hari terakhir.
Putin juga menyampaikan, lebih dari 70 persen biji-bijian Ukraina yang diekspor dalam kesepakatan telah dikirim ke negara-negara dengan pendapatan di atas rata-rata. Dia mengkritik langkah tersebut yang mengabaikan negara miskin, seperti Sudan, yang hanya menerima kurang dari 3 persen dari pengiriman.
Dia juga mengatakan, sanksi Barat telah menghambat negaranya memasok pupuk gratis ke negara-negara miskin. Ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia tidak dikenai sanksi Barat, tapi sanksi mengganggu sistem pembayaran, logistik, dan asuransi pengiriman.
"Di satu sisi, negara-negara Barat menghalangi pasokan biji-bijian dan pupuk kami, sementara di sisi lain mereka secara munafik menyalahkan kami atas situasi krisis saat ini di pasar pangan dunia," kata Putin.
Presiden Komoro Azali Assoumani, yang juga merupakan ketua Uni Afrika, mengatakan keluhan Rusia harus didengarkan.
"Saya tidak seharusnya mengatakan bahwa Rusia benar atau salah. Rusia bertindak untuk alasannya sendiri, sekarang kita perlu mendengarkan mereka untuk mencoba bergerak maju," kata Assoumani.