Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, peraih Nobel Perdamaian sekaligus aktivis lingkungan hidup, Al Gore, berbicara di Indonesia Pavillion yang berlangsung di KTT Iklim COP25 di Madrid, Spanyol, pada 11 Desember 2019. YouTube
Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengeluarkan Inpres Nomor 8/2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Sawit serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Sawit pada September 2018. Akan tetapi, Sawit Watch menilai implementasinya masih jauh dari ideal.
Dalam laporannya, beberapa provinsi dan kabupaten masih belum menganggapnya penting. Selain itu, tidak ada dukungan dari segi anggaran dan keterbukaan informasi untuk melacak perkembangannya. Al Gore pun berpendapat Indonesia harus segera mengatasi polusi udara yang berasal dari pembakaran hutan itu.
"Teman saya di Malaysia mendeskripsikan situasi ini sebagai peperangan ekologis," ujar Al Gore. Ini karena asap tidak hanya mengancam kesehatan warga Indonesia yang tinggal di Sumatra dan Kalimantan, tapi juga sampai melintas batas ke negara tetangga.
Ia sendiri sempat mengklaim bahwa kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia lebih parah daripada di Amazon pada tahun ini.
Ketika IDN Times menanyakan melalui pesan tertulis soal data yang dirujuk Al Gore, manajer organisasinya di Indonesia, Amanda Kantili menjawab bahwa dia mempunyai science and solutions serta legal team yang melakukan research tentang data dan apa yang disampaikan.
Jika menggunakan data Bank Dunia, ada 620.201 hektare lahan hutan yang terbakar di delapan provinsi di Indonesia sejak Januari hingga September 2019. Sementara itu, dilansir dari CBS News, pemerintah Brazil memperkirakan sejak Januari sampai Agustus 2019, ada lebih dari 900.000 hektare area Amazon yang terbakar.