Tangerang Selatan, IDN Times - Presiden Iran Ebrahim Raisi, pada Senin (19/8/2022), mengatakan bahwa pihaknya serius untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Syaratnya adalah ada jaminan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan mengingkari perjanjian itu seperti pada 2018.
Dirinya juga mendesak badan pengawas atom Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghentikan penyelidikan bermotif politik dari pengerjaan nuklir Iran.
"Itu harus langgeng. Perlu ada jaminan. Jika ada jaminan, maka Amerika tidak bisa menarik diri dari kesepakatan itu," ujar Raisi, yang dijadwalkan hadir pada sidang Umum PBB di New York pekan ini.
Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Teheran memerlukan adanya jaminan yang lebih kuat dari Washington agar kesepakatan nuklir 2015 bisa diberlakukan kembali.