Di Tengah COVID-19, Puluhan Ribu Orang Padati Festival Musik Meksiko

Kota Meksiko, IDN Times - Di tengah wabah virus corona baru atau COVID-19 yang dinyatakan sebagai pandemik oleh badan kesehatan dunia (WHO), Pemerintah Kota Meksiko bersikeras mengadakan sebuah festival musik, Vive Latino, pada akhir pekan kemarin.
Dikutip Associated Press, penyelenggara festival menyebut ada 70.000 orang yang hadir di festival tersebut. Ini adalah sebuah keputusan yang sangat kontras dengan beberapa festival musik dunia seperti Ultra dan The South by Southwest (SXSW) di Amerika Serikat serta Bluefest di Australia.
1. Pemerintah Kota Meksiko mengizinkan festival tetap berjalan
Terus berlangsungnya Vive Latino tanpa interupsi berarti tersebut terjadi karena Pemerintah Kota Meksiko memberikan lampu hijau kepada penyelenggara. "Pemerintah mengatakan kepada kami bahwa ada di Tahap 1 [dari wabah COVID-19] dan kami memutuskan lanjut dan inilah yang kami sedang lakukan," kata pendiri dan direktur Vive Latino, Jordi Puig, kepada Billboard pada Sabtu (14/5).
Dalam konferensi pers minggu lalu, Wali Kota Claudia Sheinbaum yang memimpin Kota Meksiko menegaskan dukungan kepada penyelenggaraan Vive Latino. Salah satu alasannya adalah karena keuntungan ekonomi yang bisa didapatkan dari festival itu. Ia mengungkap acara besar yang akan ditunda hanya yang "tak berdampak secara ekonomi".
"Vive Latino akan berlangsung akhir pekan ini dan beberapa aktivitas lainnya, yang sudah kami rencanakan, yang tak berdampak secara ekonomi, itu yang akan ditunda," ucapnya. "Mengapa Vive Latino terus diselenggarakan? Sebab kami masih ada di Tahap 1. Jadi menunda acara besar tidak penting. Tetapi, aktivitas yang tak punya dampak, sebaiknya itu ditunda."