Kabar tentang rencana kunjungan anggota parlemen AS ke Taiwan sebelumnya telah tersiar. Itu membuat Kedutaan Besar China di Washington segera memberikan tanggapan sebelum delegasi itu berangkat menuju Taipei.
Dilansir NBC News, salah satu delegasi AS yang bernama Elissa Slotkin mengatakan "ketika berita perjalanan kami tersiar kemarin, kantor saya menerima pesan blak-blakan dari Kedutaan Besar China, yang meminta saya untuk membatalkan perjalanan."
Dalam satu bulan terakhir, ini adalah kunjungan kedua delegasi pejabat tinggi AS ke Taiwan. Dan jika dihitung dalam satu tahun terakhir, ini merupakan kunjungan ketiga kalinya. Pada bulan Juni lalu, pejabat tinggi AS juga sudah berkunjung ke Taiwan untuk memberikan bantuan vaksin COVID-19.
Bagi China, Taiwan diperintah oleh kelompok separatis yang memisahkan diri dari Beijing. Salah satu upaya Partai Komunis China adalah kembali menyatukan Taiwan dengan China. Namun Taipei menolak klaim Beijing dan ingin memerintah wilayahnya secara mandiri secara demokratis dan merdeka.
Ketegangan ini telah berlangsung lama, tapi dalam setahun terakhir telah naik ke level yang lebih tinggi.
Media China Global Times memuat informasi tentang kemarahan para pejabat Beijing ketika parlemen AS melakukan kunjungan ke Taiwan pada awal bulan ini.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Wang Wenbin, saat itu mendesak anggota parlemen AS untuk berhenti berkolusi dengan kelompok separatis di pulau Taiwan. Dia mengatakan taktik seperti itu pada akhirnya akan menjadi bumerang.
Presiden China, Xi Jinping, dalam pertemuan virtual pekan lalu dengan Presiden Joe Biden juga memperingatkan AS untuk tidak ikut campur dalam masalah Taiwan. Dia memperingatkan "jangan bermain api. Siapa pun yang bermain api, pasti akan terbakar."