Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok, mengundurkan diri di tengah kebuntuan politik yang dipicu oleh kudeta militer. Kekacauan dalam negeri terjadi karena transisi demokrasi yang tidak berjalan mulus.
Pengunduran diri Hamdok terjadi kurang dari dua bulan, setelah ia diangkat kembali sebagai bagian dari kesepakatan politik dengan militer.
Dalam pidatonya, Hamdok menyampaikan bahwa diskusi meja bundar diperlukan untuk mencapai kesepakatan baru demi menuntaskan transisi demokrasi Sudan.
"Saya memutuskan untuk mengembalikan tanggung jawab dan mengumumkan pengunduran diri saya sebagai perdana menteri, dan memberikan kesempatan kepada laki-laki atau perempuan lain dari negara mulia ini untuk membantu transisi negara ke demokrasi sipil,” kata Hamdo, Minggu (2/1/2022), dikutip dari Middle East Eye.