Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Montenegro (twitter.com/USEmbassyMNE)
ilustrasi bendera Montenegro (twitter.com/USEmbassyMNE)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Montenegro menyebut Rusia terlibat di balik serangan siber yang menyerang sistem digital di negaranya pada Jumat (26/8/2022). Bahkan, mereka menyebut salah satu agensi milik Pemerintah Rusia terlibat dalam serangan siber besar ini dan melancarkan perang hybrid

Pekan lalu, stabilitas politik Montenegro telah diguncang setelah PM Dritan Abazovic dilengserkan dalam sidang mosi tidak percaya. Pasalnya, ia disebut membuka pintu masuk bagi pengaruh Serbia dan Rusia di negaranya lewat otorisasi Gereja Ortodoks Serbia. 

1. Serangan siber kedua di Montenegro sejak 22 Agustus

Keterangan di atas diungkapkan oleh Badan Keamanan Nasional (ABN) setelah adanya serangan siber di negaranya pada Kamis lalu. Bahkan, otoritas di negara Balkan itu mengaku, serangan Rusia ini sudah terjadi untuk kedua kalinya sejak 22 Agustus. 

"Serangan siber kali ini ada di balik sebuah badan di Rusia. Serangan macam ini sudah dilangsungkan di Montenegro pertama kalinya dan sudah dipersiapkan sebelumnya dalam periode waktu yang cukup lama," tutur ANB, dilansir dari Balkan Insight.

Pihak ANB menuturkan, pada serangan siber pertama pemerintah masih berupaya menanggulangi segala kerusakan. Namun, pihaknya khawatir apabila ini belum menjadi puncak serangan dan bisa merembet ke berbagai layanan publik

Di sisi lain, otoritas tersebut juga memberikan keterangan pada media bahwa serangan ini adalah bentuk perang hybrid yang dilancarkan Rusia. 

2. Dukaj menyebut data penduduk berhasil diamankan

Berdasarkan informasi ini, Menteri Administrasi Publik, Maras Dukaj, menyebut otoritas masih menyiapkan langkah pertahanan dan menutup beberapa server untuk sementara waktu. Namun, ia menegaskan data penduduk berhasil diamankan. 

"Sejumlah layanan tertentu sudah dimatikan untuk sementara waktu dengan alasan keamanan data. Namun, akun milik warga dan perusahaan beserta data mereka berhasil diamankan," tutur Dukaj, dilaporkan Reuters.

Dukaj menjelaskan, serangan dimulai pada Kamis malam dan kronologinya mirip dengan beberapa kejadian sebelumnya. Setelah insiden ini, Montenegro sudah menginformasikan sekutu NATO-nya. 

Sementara perusahaan listrik negara, EPCG sudah memberlakukan operasionalnya secara manual untuk mencegah kerusakan. Hal ini setelah ANB memberi peringatan kepada EPCG yang bisa menjadi target selanjutnya.

3. Rusia disebut serang Montenegro saat akan masuk NATO

Tentara yang mengibarkan bendera Montenegro. (twitter.com/NATO)

Menteri Pertahanan, Rasko Konjevic, menganjurkan otoritas setempat agar segera menginvestigasi serangan siber ini. Menteri dari Partai Sosial Demokratik itu menyerukan agar otoritas memberikan bukti kuat atas klaimnya. 

Tudingan kali ini datang setelah Rusia memasukkan Montenegro sebagai salah satu negara musuh sejak Maret lalu. Negara Balkan itu ikut memberikan sanksi kepada Rusiam seperti halnya negara-negara anggota Uni Eropa. 

Meskipun punya hubungan sejarah kuat, Rusia dan Montenegro telah dingin sejak 2014. Pasalnya, negara pecahan Serbia itu bergabung dengan NATO dan ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas aneksasi Krimea, beserta ikut campur dalam pertikaian di Donbass.

Ini bukan kali pertama Rusia disebut melangsungkan serangan siber ke Montenegro. Ketika negara Balkan itu akan bergabung dengan NATO pada 2015 dan 2016, Rusia dituding melangsungkan serangan. Langkah itu dilakukan untuk menghentikan Montenegro bergabung dengan NATO, dilaporkan Novinite.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team