Melansir VOA News, Rusia merupakan salah satu negara utama pengekspor pupuk global. Namun, sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, harga pupuk dunia, yang sudah melambung karena COVID-19, semakin meningkat.
Menurut PBB, sebelumnya COVID-19 harga pupuk secara mengejutkan telah melonjak sebesar 250 persen. Kenaikan harga dan kelangkaan telah membuat pupuk tidak terjangkau bagi beberapa petani kecil, yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen sehingga memicu krisis pangan.
Kepala ekonom WFP, Arif Husain, mengatakan bahwa setengah dari produksi pangan negara maju dan berkembang bergantung dengan pupuk.
“Saat ini, dengan semua yang terjadi, pada dasarnya kami melihat kekurangan sekitar 66 juta ton bahan makanan pokok karena kekurangan atau keterjangkauan pupuk. Saya berbicara tentang tanaman seperti gandum, jagung, beras. Sekarang, 66 juta ton makanan itu cukup untuk memberi makan 3,6 miliar orang selama satu bulan," jelas dia.
Dujarric menyamapaikan bahwa pengiriman pupuk Rusia akan membantu masalah pangan di Afrika.
“Ini akan berfungsi untuk meringankan kebutuhan kemanusiaan dan mencegah bencana hilangnya panen di Afrika, di mana saat ini sedang musim tanam," katanya.