Dengan ketidakhadiran Pemerintah Afganistan dalam dialog damai tersebut, Amerika Serikat sebagai sekutu Afganistan dan negara yang terlibat konflik bersenjata bersama Taliban mengambil alih posisi. Meskipun begitu, Pemerintah AS sadar bahwa mereka sedang menghadapi sebuah kelompok kuat dan berpengaruh di Afganistan. Oleh sebab itu, sejak Oktober 2018 ketika ronde dialog damai yang pertama dimulai, Pemerintah AS sudah menugaskan diplomat keturunan Afganistannya, Zalmay Khalilzad, sebagai pimpinan delegasi khusus AS dan negosiator.
Mengetahui setiap kubu memiliki targetnya masing-masing, Zalmay Khalilzad menilai upaya gencatan senjata untuk perdamaian di Afganistan dapat terjadi jika keduanya saling mempercayai satu sama lain, dilansir dari Reuters. Menurutnya selama menjadi delegasi khusus AS dan negosiator di dialog damai AS-Taliban, terjadinya bentrokan antara sistem lama dan baru membuat tantangan tersendiri demi menghadirkan Afganistan yang damai.
"Jika Taliban bersikeras kembali ke sistem yang mereka miliki, menurut pendapat pribadi saya itu berarti kelanjutan perang bukan perdamaian", ujar Pimpinan Delegasi Khusus Amerika Serikat, Zalmay Khalilzad.