Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Zhao Lijian, juru bicara Kementrian Luar Negeri China. (Twitter.com/Spokesperson发言人办公室)

Jakarta, IDN Times - China menegaskan kembali posisinya untuk menolak segala tekanan terkait hubungan khususnya dengan Rusia. Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, pada hari Kamis (14/4/22).

China dikenal sebagai salah satu sekutu dekat Rusia. Terkait perang di Ukraina, Beijing berjanji untuk membantu meredakan krisis dan membangun perdamaian, tanpa mengecam atau mengutuk aksi militer Rusia. 

Sebagai informasi, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, baru-baru ini meminta China untuk menekan Rusia menghentikan perang di Ukraina. Yellen mengatakan Beijing akan kehilangan posisi globalnya jika tak membantu akhiri perang.

1. China diminta untuk mendesak Rusia akhiri perang Ukraina

Menteri Keuangan AS Janet Yellen (kanan) (Twitter.com/Secretary Janet Yellen)

Sebagai sekutu yang memiliki hubungan khusus, China sejak awal menolak mengecam Rusia yang menyerang Ukraina. China juga tidak mau menjatuhkan sanksi kepada Rusia seperti yang dilakukan negara-negara Barat.

Beijing bahkan tidak menggunakan kata perang, dan menggunakan operasi militer khusus, seperti yang digunakan Rusia dalam aksi menyerang Ukraina.

Yellen, melalui pidatonya di Dewan Atlantik pada Rabu (13/4/2022), mewanti-wanti dampak dari komunitas internasional jika China tidak menunjukkan solidaritasnya terhadap Ukraina. 

AS telah mencoba mendorong China mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Washington juga telah memberikan ancaman akan ada konsekuensi jika Beijing membantu Moskow dalam menyerang Ukraina, seperti dalam bantuan militer.

2. Beijing menolak tekanan tentang hubungannya dengan Rusia

Editorial Team

Tonton lebih seru di