Brasil tunda kesepakatan pembelian virus Covaxin produksi Bharat Biotech, India. (Twitter.com/Shubham gupta)
Upaya Brasil untuk bisa mendapatkan pasokan vaksin virus corona lewat kerjasama dengan Bharat Biotech, India, telah membuat Jair Bolsonaro pusing. Upaya kesepakatan pembelian vaksin itu diduga penuh dengan penyimpangan.
Melansir laman Al Jazeera, kesepakatan itu adalah Brasil ingin membeli 20 juta dosis suntikan vaksin dengan merek Covaxin buatan Bharat Biotech. Namun karena terdengar kabar skandal penyimpangan yang terjadi, kesepakatan pembelian tersebut terpaksa harus ditunda.
Publik Brasil kembali harus bersabar untuk bisa mendapatkan vaksin virus corona yang mereka inginkan.
Menteri Kesehatan Brasil Marcelo Queiroga mengatakan pada konferensi pers bahwa timnya akan menyelidiki tuduhan selama penangguhan tersebut. "Menurut analisis awal CGU (pengawas keuangan federal), tidak ada kejanggalan dalam kontrak tetapi, untuk kepatuhan, Kementerian Kesehatan memilih untuk menangguhkan kontrak."
Jaksa federal Brasil telah membuka penyelidikan atas kesepakatan itu, mengutip harga yang relatif tinggi, pembicaraan yang dipercepat dan persetujuan peraturan yang tertunda sebagai tanda bahaya.
Pada akhirnya, kepala logistik Kementrian Kesehatan yang bernama Roberto Ferreira Dias dipecat karena diduga meminta suap atas transaksi. Dikabarkan, ia meminta satu dolar tiap satu dosis vaksin yang dibeli dalam kesepakatan terpisah yang rencananya jumlah vaksin itu sebanyak 400 juta dosis.
Melansir laman Associated Press, Bharat Biotech membantah tuduhan melakukan kesalahan sehubungan dengan pasokan vaksin. Bolsonaro juga membantah melakukan kesalahan atau mengetahui korupsi, dan mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak tahu apa yang terjadi di dalam kementeriannya.