Dijerat Sanksi, Rusia Ancam Setop Kerja Sama Antarika dengan Barat

Jakarta, IDN Times - Kepala badan luar angkasa Rusia (Roscosmos), Dmitry Rogozin, mengancam bahwa Moskow bisa saja memutus kerja sama luar angkasa dengan negara-negara Barat. Keterangan yang disampaikan melalui media sosial pada Sabtu (2/4/2022) itu merupakan salah satu cara Rusia melawan sanksi dari Barat.
Keputusan Rusia mengobarkan perang ke Ukraina memiliki dampak luas setelah lebih dari satu bulan pertempuran. Negara-negara Barat menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi yang mencekik Moskow.
Rusia diketahui sebagai pionir dalam teknologi luar angkasa. Rusia menjadi negara pertama yang berhasil mengirim satelit ke luar angkasa. Rusia telah bekerja sama dengan banyak negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang dan Eropa dalam proyek Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
1. Roscosmos minta sanksi ke Rusia dihapuskan
Dilansir Reuters, di tengah ketegangan Perang Rusia-Ukraina, Direktur Roscosmos, Rogozin, sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri kerja sama ISS dengan badan antarika negara-negara Barat.
Kerja sama itu melingkupi NASA (AS), ESA (Uni Eropa), JAXA (Jepang) dan CSA (Kanada).
"Itulah mengapa saya percaya bahwa pemulihan hubungan yang normal antara mitra di ISS dan proyek lainnya hanya mungkin dengan penghapusan sanksi yang ilegal dan tanpa syarat," kata Rogozin, merujuk kepada sanksi negara Barat yang disebut sebagai aksi sepihak dan telah mencekik ekonomi Rusia.
ISS adalah proyek raksasa lima grup negara maju dalam ambisi penelitian dan pengembangan teknologi ruang angkasa. Poyek itu dimulai sejak 1998 dengan peluncuran modul kontrol Zarya buatan Rusia.
Setelah itu, komponen lain untuk membangun ISS terus diluncurkan ke ruang angkasa. Pada 2000, astronaut Bill Shepherd dari NASA bersama kosmonaut Yuri Gidzenko dan Sergei Krikalev dari Roscosmos adalah kru pertama yang tinggal di ISS.