Presiden Amerika Serikat Donald Trump berangkat dari Washington menuju Charlotte, North Caroline, untuk kampanye di Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, Amerika Serikat, pada 2 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria
Juru bicara Facebook, Andy Stone, mengatakan kepada CNN Business bahwa iklan Trump melanggar kebijakan di platform milik Mark Zuckerberg itu.
"Ada beberapa kebijakan yang diterapkan untuk mencegah kebingungan seputar sensus resmi Amerika Serikat dan ini adalah satu contoh yang sedang diberlakukan," ujar Stone.
Iklan itu meminta pengguna Facebook untuk memberikan sejumlah pandangan politik mereka demi kepentingan Trump.
"Survei ini PENTING bagi strategi tim kampanye kami pada 2020. Kami butuh warga Amerika yang patriotik seperti ANDA untuk merespons sensus ini agar kami bisa mengembangkan strategi kemenangan untuk NEGARA BAGIAN ANDA," tulis iklan tersebut.
Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden adalah seperti apa pandangan mereka soal Trump, nama media yang paling sering mereka baca atau saksikan, dan pendapat tentang "apakah Nancy Pelosi (Ketua DPR Amerika Serikat dari Partai Demokrat) serta Sayap Kiri Radikal mengedepankan agenda personal mereka yang anti-Trump daripada apa yang terbaik bagi warga Amerika". Responden juga diminta untuk menyertakan nama, usia, dan kontak mereka.