Melansir Reuters, seorang pekerja kereta api sekaligus anggota Konfederasi Serikat Buruh Prancis (CGT), Franck Viger-Brunet, mengatakan dia dan rekan-rekannya harus cermat menyisihkan uang. Sebab, ia juga harus membayar iuran agar bisa meramaikan demo nasional.
"Kami membayar untuk hari-hari kami mogok. Saya telah menganggarkan bulan lalu untuk dapat mogok selama sebulan (melawan reformasi ini). Kami harus terus berjalan," kata Viger-Brunet, Rabu (1/2/2023).
Untuk mengatasi kebuntuan finansial, serikat pekerja dan anggotanya sedang berupaya meminimalkan dampak mogok kerja terhadap keuangan masing-masing demonstran.
Seorang pekerja pembibitan, Said Bellahecene, mengaku harus bekerja pada Selasa pagi agar bisa mengikuti mogok kerja pada sore hari. Itu juga dilakukan untuk menghindari kehilangan upah sehari penuh.
"Saya punya dua anak dan harus membayar sewa, tapi saya siap kehilangan beberapa minggu (gaji) dan membuat negara terhenti daripada kehilangan dua tahun kemudian (di bawah reformasi)," ungkap wanita berusia 55 tahun itu ketika berdemo.