New York, IDN Times – Situasi kemanusiaan di Afghanistan semakin meresahkan. Seorang anak perempuan, berusia sekitar 18 tahun, terpaksa mengubur mimpi-mimpinya akibat pembatasan ketat yang diterapkan oleh rezim Taliban.
Selama lebih dari 1 tahun, dia hanya berdiam diri di rumah tanpa melakukan kegiatan yang berarti. Dia tidak bisa melanjutkan studi ke jenjang universitas, apalagi hidup sebagai perempuan karier di Afghanistan. Semuanya karena intepretasi ketat, atau mungkin menyesatkan, Taliban terhadap ajaran Islam.
“Saya bahkan berpikir untuk bunuh diri dan saya telah mencobanya satu kali,” demikian pengakuan perempuan Afghanistan yang tidak disebutkan namanya.
Di antara kebijakan terbaru Taliban yang merugikan perempuan adalah larangan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi, tidak boleh bekerja untuk lembaga internasional, hingga pembatasan kegiatan di ruang publik.