Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels.com/Marcus Aurelius
Pexels.com/Marcus Aurelius

Jakarta, IDN Times - Maskapai penerbangan di India, IndiGo, mendapat kecaman publik setelah insiden yang terjadi pada Sabtu (7/5/2022) lalu. Sebuah postingan Facebook yang dibagikan netizen bernama Manisha Gupta, menceritakan diskriminasi staff IndiGo terhadap remaja penyandang disabilitas.

Remaja tersebut dilarang naik ke penerbangan ke Hyderabad dari bandara Ranchi oleh staf maskapai IndiGo karena dinilai berisiko membahayakan penumpang lain.

Menteri Penerbangan Jyotiraditya Scindia pada Senin (9/5/2022), menjanjikan "tindakan yang tepat" atas kejadian tersebut, dilansir BBC. Dia mengatakan bahwa dia secara pribadi sedang menyelidiki insiden tersebut.

"Tidak ada toleransi terhadap perilaku seperti itu. Tidak ada manusia yang harus melalui ini," tulisnya di Twitter.

1. Remaja penyandang disabilitas dianggap tidak berhak ikut penerbangan

Dalam postingan Facebooknya, Gupta menceritakan bahwa pada Sabtu (7/5/2022) lalu, seorang remaja penyandang disabilitas yang berada di kursi roda beserta dengan keluarganya hendak menaiki maskapai IndiGo ke Hyderabad.

Setelah melewati pemeriksanaan keamanan dan mencapai gerbang, remaja tersebut tampak seperti kelaparan, kehausan, cemas, dan bingung. Gupta menyebutkan bahwa pada saat itu, remaja tersebut berada dalam keadaan panik.

Melihat situasi ini, staff IndiGo mengatakan bahwa remaja tersebut tidak berhak mengikuti penerbangan bila ia tidak tenang dan menjadi "normal". Tidak tinggal diam, orangtua remaja tersebut berupaya untuk menenangkan anak mereka dengan cara membujuk dan memberikannya banyak pelukan.

Namun, walaupun mereka telah berhasil menenangkan anak mereka, menurut Gupta staf IndiGo tetap menegaskan bahwa remaja tersebut tidak dapat ikut penerbangan karena berisiko membahayakan penumpang lain, dilansir The Hindustan Times..

2. Staf IndiGo tolak bantuan dokter

Pexels.com/Mikhail

Mendengar alasan yang dikeluarkan oleh staff IndiGo, penumpang lain mencoba menyakinkan pihak maskapai bahwa mereka tidak keberatan dengan terbangnya remaja tersebut dan kedua orangtuanya.

Sekelompok penumpang lain yang merupakan dokter turut meyakinkan maskapai dan menjanjikan bahwa mereka akan memberikan bantuan penuh kepada remaja tersebut bila terjadi gangguan kesehatan selama penerbangan berlangsung. 

Mengutip dari BBC, walaupun telah mendapat dukungan dari penumpang lain, manajer IndiGo tetap menganggap bahwa remaja tersebut tidak dapat dikontrol dan berada dalam keadaan panik sehingga tidak memperbolehkan keluarga tersebut untuk melanjutkan perjalanan mereka.

3. Pihak IndiGo menyayangkan kejadian tersebut

Pexels.com/Natã Romualdo

Mendapatkan kecaman publik akibat insiden ini, maskapai IndiGo segera memberikan pernyataan publik. Dalam pernyataannya, IndiGo menjelaskan bahwa remaja tersebut sedang berada dalam keadaan panik dan staf mereka memperbolehkan remaja tersebut untuk terbang bila ia sudah tenang. Namun, hingga detik terakhir sebelum pesawat terbang, remaja tersebut dianggap masih belum tenang.

IndiGo turut memaparkan bahwa mereka bertanggungjawab atas pelarangan ini dan memberikan hotel untuk menginap serta menjadwalkan ulang penerbangan keluarga tersebut keesokan paginya.

"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para penumpang. IndiGo bangga menjadi organisasi yang inklusif, baik bagi karyawan maupun pelanggan. Lebih dari 75 ribu penumpang berkebutuhan khusus terbang dengan IndiGo setiap bulannya", tambah pernyataan resmi tersebut, dilansir Live Mint.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team