Dilaporkan Politico, Shariy dikenal sebagai seorang penulis dan jurnalis yang melangsungkan investigasi terkait dugaan korupsi dalam pemerintahan Ukraina. Namun, ia dituding oleh media dan politisi Ukraina sebagai penyebar propaganda Rusia kepada pengikutnya di YouTube.
Shariy menolak semua tudingan tersebut dan pernah berjanji untuk memberikan uang 1.000 euro (Rp15,2 juta) kepada siapapun yang dapat menunjukkan semua konten pro-Rusia dalam unggahan YouTube-nya.
Blogger yang memiliki hampir 3 juta pengikut di kanal YouTube itu diketahui sudah melarikan diri dari Ukraina sejak 10 tahun lalu. Ia mengklaim mendapatkan persekusi dari otoritas Ukraina di masa kepemimpinan Viktor Yanukovich dan mendapatkan suaka politik di Lithuania.
Setelah lengsernya Yanukovich dan peristiwa aneksasi Krimea di tahun 2014, Shariy diketahui masih terus memberikan kritik keras kepada pemerintah Ukraina. Meskipun, sudah dipimpin oleh Petro Poroshenko dan Volodmyr Zelenskyy, dilaporkan RT.
Pada 2021, Lithuania membatalkan izin tinggal permanen yang didapat lelaki berusia 43 tahun itu dan memberikannya status persona non-grata. Akan tetapi, di saat keputusan itu diumumkan, Shariy sudah melarikan diri ke Spanyol.
Di sisi lain, Shariy juga pernah masuk dalam dunia politik dengan mendirikan Party of Shariy yang hanya memperoleh 2,2 persen suara pada pemilu 2019. Pada Maret lalu, partai itu sudah diblokir untuk sementara bersamaan dengan beberapa partai lain yang diduga memiliki hubungan dengan Rusia.