Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)
Golos menilai penggerebekan dilakukan untuk mengganggu pemilihan daerah pada 10 September dan kampanye untuk pemilihan presiden pada Maret 2024.
"Kami yakin bahwa tujuan sebenarnya dari serangan ini adalah untuk mengganggu pengawasan publik, dari kedua rangkaian pemilihan tersebut," kata Andreichuk.
Andreichuk mengatakan, pihak berwenang meragukan bahwa mereka memiliki dukungan nyata, bahwa hasil yang diinginkan dari pemilihan presiden dan daerah yang akan datang dapat dicapai, jika pemantauan independen atas pemungutan suara diizinkan dilakukan.
“Kami melihat ini sebagai bentuk tekanan politik dan upaya untuk membungkam aktivitas kami di Rusia," kata David Kankiya, anggota dewan pemerintahan di Golos.
Dmitry Peskov, juru bicara Putin Dmitry Peskov, awal bulan ini mengatakan bahwa pemilihan presiden bukan demokrasi, itu adalah birokrasi yang mahal. Dia menegaskan bahwa Putin akan terpilih kembali tahun depan dengan lebih dari 90 persen suara.
Dalam pernyataan terbarunya, Peskov mengatakan bahwa kata-katanya telah ditafsirkan, dengan cara yang benar-benar salah. Namun, Putin telah mendapat dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan memenangkan mayoritas besar jika dia mencalonkan diri sebagai presiden, sesuatu yang belum dia konfirmasi.