Pemerintah Rusia sudah memasukkan tiga negara Balkan, yang meliputi Montenegro, Makedonia Utara, dan Albania dalam daftar negara musuh. Hal ini bersamaan dengan keputusan Kremlin memasukkan negara-negara Uni Eropa, Inggris, Kanada, Australia, Jepang, Swiss, dan Selandia Baru sebagai musuh.
Dilansir Balkan Insight, pada 1 Maret, Montenegro memutuskan untuk bergabung dengan Uni Eropa dalam memberikan sanksi kepada Rusia. Tindakan itu didukung penuh oleh Albania dan Makedonia Utara, dengan melarang maskapai Rusia masuk ke negaranya dan melarang adanya transaksi dengan Bank Sentral Rusia.
Pasalnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut sanksi Barat ini kepada Rusia sebagai bentuk deklarasi perang. Sedangkan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut Barat sebagai bandit ekonomi terhadap Rusia dan Moskow harus membalasnya.
Di sisi lain, pandangan masyarakat di Montenegro terkait invasi Rusia ke Ukraina ini terpecah belah. Pasalnya, Montenegro dihuni oleh sejumlah warga etnik Serbia yang umumnya bersimpati terhadap Rusia. Bahkan, pemimpin Front Demokratik Serbia, Milan Knezevic mendesak pemerintah agar bersikap netral dalam konflik ini.
"Montenegro dapat menjadi target utama dari Federasi Rusia, dan saya tidak berpikir bahwa ini adalah kepentingan semua di negara kecil. Apabila kita menginginkan keseimbangan kebijakan, Montenegro harus menghindari kemungkinan ancaman keamanan negara," ungkap Knezevic.