Dituduh Lembek sama Rusia, Jerman Siap Klarifikasi di Depan Joe Biden

Jakarta, IDN Times – Kanselir Jerman, Olaf Scholz, berangkat ke Amerika Serikat (AS) pada Minggu (7/2/2022). Salah satu tujuan lawatan Scholz adalah meyakinkan Washington bahwa Jerman berdiri di samping AS dan NATO untuk menentang agresi Rusia terhadap Ukraina.
Langkah politik Scholz menuai kritik karena dia enggan memasok senjata bakal Ukraina dan menambah kehadiran pasukan Jerman di kawasan Eropa timur. Kendati begitu, Scholz telah menegaskan, Moskow pasti sangat merugi dengan berbagai sanksi yang akan dijatuhkan jika invasi terjadi.
Sebelum terbang ke Washington, Scholz juga memastikan dukungan Jerman terhadap Ukraina melalui instrumen ekonomi. Namun, penerus Angela Merkel itu enggan berkomentar soal Nord Stream 2, salah satu mega proyek Rusia di Jerman yang bisa menjadi objek sanksi.
1. Jerman disebut dalam posisi yang sulit
Jerman memiliki ketergangungan tinggi terhadap pasokan gas alam Rusia. Proyek Nord Stream 2 juga sudah lama ditentang AS.
Tetapi, politisi dalam negeri Jerman, termasuk mantan kanselir Gerhard Schroeder, justru mendukung proyek tersebut. Schroeder yang berusia 77 tahun memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Scholz sangat mungkin ‘mempermalukan diri’ pada kunjungan resmi pertamanya ke Negeri Paman Sam. Sebab, perusahaan gas negara Rusia, Gazprom, pekan lalu mengumumkan bahwa Schroeder telah dinominasikan untuk bergabung dengan jajaran direksi
Juru bicara Scholz menolak komentar tentang hubungan Schroeder dengan Putin.
Menanggapi Nord Stream 2, penasihat keamanan Gedung Putih Jake Sullivan menuturkan, proyek itu dengan sendirinya akan mati jika Moskow melancarkan serangan. Pasalnya, Berlin belum sepenuhnya menerima izin operasi proyek tersebut.
“Dengan satu atau lain cara, jika Rusia menginvasi Ukraina, Nord Stream 2 tidak akan bergerak maju,” kata Sullivan kepada Fox News.