Donald Rumsfeld dan George W. Bush. (Twitter.com/IlmFeed)
Sebagai seorang politikus Amerika Serikat, karir Donald Rumsfeld jatuh bangun. Meski begitu, ia memang terkenal sebagai orang yang cerdas. Rumsfeld pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam dua periode presiden yang berbeda. Ia setidaknya mencetak sejarah dalam posisi tersebut.
Pada era Presiden Gerald Ford tahun 1975-1977, Rumsfeld menjadi Menteri Pertahanan termuda di Amerika Serikat. Sedangkan ketika para era Presiden George W. Bush pada tahun 2001-2006, ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan yang tertua.
Sebagai seorang politikus, ia dilihat oleh teman dan musuhnya sebagai orang yang tangguh. Bryce Harlow, rekan Presiden Richard Nixon menyebut Rumsfeld sebagai "jenis pria yang akan berjalan di atas api biru untuk menyelesaikan pekerjaan."
Atas nama perang melawan terorisme usai tragedi 11 September, pasukan AS kemudian menginvasi Afghanistan pada 7 Oktober 2001, dengan Rumsfeld memimpin di Pentagon. Mereka mengejar kelompok al-Qaida dan menggulingkan rezim Taliban yang berkuasa di Afghanistan dalam beberapa minggu saja.
Pada Maret 2003, AS kemudian menginvasi Irak karena menuduh Saddam Hussein memiliki senjata nuklir atau senjata kimia pemusnah massal, yang dikhawatirkan akan dapat diberikan kepada al-Qaida suatu saat nanti di masa depan. Saddam Hussein pun kemudian digulingkan dan Irak menjadi porak-poranda.
Melansir laman Associated Press, selama menjabat di era Presiden Bush, Rumsfeld pernah mengajukan pengunduran diri sebanyak dua kali pada tahun 2004. Saat itu terungkap bahwa pasukan AS telah melecehkan tahanan di penjara Abu Ghraib, Irak. Ketika peristiwa tersebut terjadi, ia menyebutkan sebagai sebuah episode tergelapnya sebagai menteri pertahanan.
Robert Burns, jurnalis Associated Press, mengutip memoar Rumsfeld bahwa lelaki itu tidak menunjukkan sedikit pun penyesalan tentang invasi Irak. Invasi yang diluncurkan pada Maret 2003 untuk menumbangkan rezim Saddam Hussein yang dituduh memiliki senjata kimia dan senjata pemusnah massal.