Seorang bankir senior Lebanon, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa perilaku mengambil dana secara paksa merupakan tindakan yang mengkhawatirkan.
"Saya pikir ini adalah undangan bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Selama orang lolos, mereka akan terus melakukannya. Sungguh negara yang gagal," kata bankir itu kepada Reuters.
Ibrahim Abdallah dari Deposan' Outcry, sebuah kelompok advokasi untuk warga Lebanon yang tabungannya dibekukan, menyampaikan bahwa orang-orang sudah tidak bisa menolerir kebijakan pembatasan.
"Kami telah meminta negara selama 3 tahun terakhir, kami telah menuntut dan memprotes dengan cara damai, dan tidak ada yang menunjukkan minat pada tujuan kami," kata Abdallah.
Mengenai peristiwa terbaru, BLOM telah mengonfrimasi bahwa ada nasabahnya yang secara paksa meminta akses ke uangnya untuk perawatan saudara perempuannya. Bank itu memberitahu bahwa nasabah itu telah ditawari kerja sama total dan diminta untuk menujukkan bukti alasan penarikannya.
Lebanon pada dasarnya mengizinkan penarikan uang melebihi batas yang telah ditetapkan, dengan catatan uang digunakan untuk kepentingan kemanusiaan, seperti perawatan rumah sakit. Tetapi menurut para deposan hal itu jarang terjadi.