Sebuah bus tiba dekat kapal pesiar Diamond Princess di mana ratusan penumpang dinyatakan postitif terjangkit virus corona, di Terminal Dermaga Pesiar Daikoku di Yokohama, Tokyo bagian selatan, Jepang, pada 16 Februari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)
Para pelaut yang terjebak di laut berasal dari berbagai profesi, mulai dari teknisi hingga pelayan. Jenis kapal pun bermacam-macam, mulai dari kapal kargo sampai pesiar mewah. PBB mengatakan situasi ini adalah krisis kemanusiaan yang mengakibatkan sejumlah orang bunuh diri.
Salah satunya adalah Coco. Kru kapal pesiar asal Tiongkok itu semestinya pulang kampung pada Maret, tapi sampai kini justru masih berada di Laut Mediterania. Kesehatan mentalnya dan rekan-rekannya terdampak oleh situasi ini.
Coco mengaku kepada South China Morning Post bahwa dirinya khawatir terhadap ketersediaan makanan dan obat-obatan yang terus menipis. Apalagi, ada beberapa orang yang kemungkinan positif COVID-19 dan mengisolasi diri.
"Ada banyak di antara kita berada di lautan selama berbulan-bulan dan beberapa tak sanggup menghadapi kegelisahan soal kemungkinan tak bisa kembali pulang," kata Coco.
"Saya harap tragedi menyedihkan ini tak berlanjut," lanjutnya.