Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemimpin Korut Kim Jong Un tiba di Rusia. (dok. Twitter @nknewsorg)
Pemimpin Korut Kim Jong Un tiba di Rusia. (dok. Twitter @nknewsorg)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) mengaku telah melakukan uji coba drone nuklir bawah air sebagai respons terhadap latihan gabungan Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.

“Kami tidak akan membiarkan adanya provokasi yang sembrono,” sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Korut, dikutip dari CNN, Jumat (19/1/2024).

Jenis drone nuklir bawah air ini adalah Haeil dan dilakukan di perairan ujung selatan Semenanjung Korea. Namun, media pemerintah Korut, KCNA, tidak merinci lagi terkait peluncuran drone nuklir bawah air ini.

1. Latihan trilateral AS, Korsel dan Jepang bikin Korut was-was

Sementara itu, AS, Korsel dan Jepang telah melakukan latihan Angkatan Laut bersama di perairan selatan Pulau Jeju. Latihan ini pun dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran rudal hipersonik Korut pada Minggu kemarin.

Dalam latihan ini, AS mengikutsertakan kapal induk USS Carl Vinson. 

2. Korsel jatuhkan sanksi ke Korut

Sebelumnya, Korsel menyatakan bahwa pihaknya telah menjatuhkan sanksi terhadap 11 kapal, 2 individu, dan 3 entitas yang terlibat dalam penyelundupan energi dan produk lainnya secara ilegal di laut.

Sanksi independen yang diberikan Seoul bersama Amerika Serikat (AS) dan Jepang tersebut, merupakan upaya dalam menekan sumber pendanaan atas program nuklir dan rudal Korut di tengah kebuntuan yang berkepanjangan di PBB.

Tindakan yang diambil Korsel tersebut datang beberapa hari setelah Pyongyang melakukan uji coba penembakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) berbahan bakar padat dengan hulu ledak terkendali yang dapat bermanuver hipersonik.

"Penetapan sanksi terbaru ini merupakan bagian dari upaya Seoul untuk mencegah pengadaan sumber daya dan pendanaan ilegal yang digunakan untuk mendanai program pengembangan nuklir dan rudal Korut," kata Kementerian Luar Negeri Korsel.

Penetapan sanksi tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam delapan tahun sejak Korsel menjatuhkan sanksi independen terhadap kapal-kapal pada 2016. Sanksi yang dijatuhkan pada Rabu juga merupakan sanksi independen ke-15 yang dijatuhkan oleh pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol, KBS World melaporkan.

3. Sanksi Korsel sasar kapal, individu dan entitas Korut

Sebelas kapal yang terkena sanksi adalah Nam Dae Bong (sebelumnya Diamond 8), New Konk, Unica, Xing Ming Yang 888, Subblic, A Bong 1 (sebelumnya Heng Xing), Kyong Song 3 (sebelumnya Anni), Liton, A Sa Bong (sebelumnya Hai Jun), Gold Star, dan Athena.

Kapal-kapal tersebut diduga terlibat dalam transhipment dengan kapal-kapal Pyongyang, menyelundupkan minyak sulingan dan batu bara, serta memasok, menjual, dan mengirimkan barang ke dan dari Korut.

Semua kapal tersebut masuk dalam laporan panel ahli PBB dari komite sanksi Dewan Keamanan terhadap Pyongyang. Panel juga telah merekomendasikan tujuh diantaranya untuk ditambahkan ke daftar sanksi PBB.

Sanksi juga diberikan kepada dua warga Korut, yakni Pak Kyong-ran dan Min Myong-hak. Pak merupakan seorang karyawan Korea Paek Sol Trading Corp. Dia diduga membeli kapal bekas dan membawa minyak sulingan ke Korut.

Editorial Team