Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Marise Payne, Menlu Australia. (Instagram.com/marise.payne)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan Australia menyambut baik diselenggarakannya Pertemuan Pemimpin ASEAN di Jakarta kemarin, dan diskusi tentang krisis di Myanmar.

Dalam pernyataannya, ia juga menekankan bahwa sejak kudeta 1 Februari, Australia secara konsisten menyerukan rezim militer untuk mengekang diri, menahan diri dari kekerasan, membebaskan semua yang ditahan dan mengambil bagian dalam dialog.

“Australia mengutuk penggunaan kekuatan mematikan terus menerus dan mengerikan terhadap warga sipil di Myanmar, termasuk perempuan dan anak-anak. Kami terus prihatin dengan implikasi dari memburuknya situasi di Myanmar terhadap stabilitas regional,” katanya dalam pernyataan yang diterima IDN Times, Senin (26/4/2021).

1. Mendesak penerapan lima poin konsensus ASEAN

Payne lebih lanjut mengatakan Australia memuji kepemimpinan ASEAN dan kepemimpinan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN. Di mana mereka, meski dalam keadaan sulit, mempertemukan pihak-pihak regional untuk bersama-sama membahas krisis di Myanmar.

Ia juga mengatakan Australia menyambut baik lima poin konsensus tentang situasi di Myanmar. Kelima poin konsensus itu yakni, segera menghentikan kekerasan; dimulainya dialog membangun di antara semua pihak terkait; utusan khusus Ketua ASEAN yang akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN; pemberian bantuan kemanusiaan ASEAN melalui Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan terhadap Pengendalian Bencana; dan kunjungan ke Myanmar oleh Utusan Khusus dan delegasi untuk bertemu dengan seluruh pihak terkait.

“Sebagai Mitra Dialog pertama ASEAN, kami berkomitmen kuat untuk mendukung upaya ASEAN secara konstruktif, dan kami mendesak penerapan lima poin konsensus segera mungkin,” jelasnya.

2. ASEAN sebagai inti dari Indo-Pasifik yang terbuka

Editorial Team

Tonton lebih seru di