Kepada HuffingtonPost, Rafendi mengaku kalau Jokowi yang mulai memimpin sejak akhir 2014 menjadi satu-satunya orang nomer satu dengan ide eksekusi mati. Dalam beberapa abad terakhir, negara-negara Asia Tenggara tidak ada yang mengabulkan adanya hukuman mati.
Menurut Rafendi, sebagian besar pemimpin di dunia sudah mencoba perjuangkan negara tanpa hukuman mati. Menurut Rafendi justru Jokowi yang bertolak belakang dan terus lakukan tindakan yang dianggapnya gegabah dan kejam.
Seperti yang diketahui, salah satu hal yang jadi sorotan selama masa kepemimpinan Jokowi adalah masalah narkoba. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memang ingin menghapuskan dan membuat jera para pengedar narkoba. Maka, hukuman mati dianggap hukuman yang tepat untuk mereka.
Justru hal itu yang membuat Indonesia dianggap akan memercikkan 'api' dengan negara lain. Hal tersebut diungkapkan Wakil Direktur Human Rights Watch biro Asia, Phelim Kine. Phelim mengatakan kalau Jokowi harusnya sadar kalau eksekusi mati adalah tindakan kejam dan akan berpotensi masalah diplomatis.
Phelim pun mengaku heran, kenapa Jokowi memberi hukuman mati pada penjahat narkotika. Menurutnya, hukum internasional sendiri telah melarang hal tersebut, jadi Jokowi harusnya mengikuti apa yang sudah jadi kebiasaan.