Tiongkok telah mengklaim hampir sebagian besar perairan Laut China Selatan. Bagian itu termasuk di antaranya Laut Filipina Barat yang masuk dalam zona ekonomi eksklusif. Menurut Duterte, kekerasan bisa muncul dengan Tiongkok ketika saling klaim wilayah sengketa terjadi.
Melansir dari laman CNN Philippines, Duterte dalam pidatonya pada Senin malam mengatakan "tidak mungkin kita bisa mendapatkan kembali laut (Barat) Filipina tanpa pertumpahan darah," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa Filipina tidak mungkin menang melawan Tiongkok jika perang berdarah terjadi. Meski begitu, jika Tiongkok terbukti melakukan aktivitas pengeboran dan pengambilan material berharga di wilayah sengketa, Duterte menegaskan akan mengirim kapal militernya.
"Jika mereka mengebor minyak, nikel, dan batu mulia lainnya, itulah saatnya kita harus menindaklanjutinya," ucap Rodrigo Duterte.
Pada tahun 2013, Filipina mengajukan keberatan atas aktivitas Tiongkok di wilayahnya kepada Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda. Pada tahun 2016, Mahkamah memutuskan agar Tiongkok melakukan penghentian aktivitas pembangunan di terumbu karang yang disengketakan karena itu melanggar Konvensi PBB.
Meski begitu, Tiongkok secara tegas menolak keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional. Apapun putusan mahkamah, Tiongkok mengatakan tidak akan “menerima, mengakui, atau melaksanakan."