ilustrasi garis polisi (IDN Times/Mardya Shakti)
Juru bicara kepolisian Kabul, Khalid Zadran, mengatakan bahwa dalam insiden itu pengawal Nabizada juga tewas akibat tembakan.
"Nabizada, bersama dengan salah satu pengawalnya, ditembak mati di rumahnya. Pasukan keamanan telah memulai penyelidikan serius atas insiden tersebut," katanya, dilansir RTE.
Menurut Zadran, saudara laki-laki Nabizada dan pengawal lainnya juga terluka. Adapun pengawal lainnya telah melarikan diri dari lokasi pembunuhan dengan membawa uang dan perhiasan.
Mariam Solaimankhil, yang juga mantan anggota parlemen Afghanistan, menganggap Nabizada sebagai sosok yang tak kenal takut.
"Seorang perintis sejati, wanita yang kuat, blak-blakan, membela apa yang dia yakini, bahkan saat menghadapi bahaya. Meski ditawari kesempatan untuk meninggalkan Afghanistan, dia memilih tinggal dan berjuang untuk rakyatnya," tulisnya di Twitter.
"Saya sedih dan marah dan ingin dunia tahu! Dia terbunuh dalam kegelapan, tapi Taliban membangun sistem apartheid gender mereka di siang hari," kata Hannah Neumann, seorang anggota parlemen Eropa.