Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)
Melansir Associated Press, selain mantan menteri di era Gbabgo, Ble Goude juga pemimpin Young Patriots, organisasi pemuda pro-pemerintah yang dipandang oleh banyak orang sebagai milisi.
Young Patriots terlibat dalam kekerasan pascapemilu 2010, setelah Gbagbo menolak kekalahan dari Ouattara, yang saat ini memimpin pemerintahan. Kekerasan itu telah menewaskan lebih dari 3 ribu orang.
Kelompok itu menciptakan iklim teror, mendirikan barikade dan pos pemeriksaan untuk mengidentifikasi pendukung Ouattara sebagai musuh negara. Karena Ouattara berasal dari wilayah utara dan salah satu sisi keluarganya berasal dari Burkina Faso, mereka yang memiliki nama utara, serta imigran dari negara tetangga telah menjadi sasaran kekerasan.
Sampai Gbagbo dipaksa turun dari kekuasaan pada April 2011, Ble Goude mengadakan aksi unjuk rasa reguler dan menggunakan retorika xenofobia yang semakin meningkat. Tindakan itu diyakini banyak orang menghasut para pendukungnya untuk melakukan kekerasan.
“Bisakah Anda menunjukkan kepada saya satu video, atau satu audio, di mana saya meminta pemuda Pantai Gading untuk menyakiti orang asing? Ini adalah kebohongan vulgar yang saya bantah. Itu tidak benar," kata Ble Goude dalam keterangan pada 2012, yang membantah tuduhan menghasut kekerasan.