Ilustrasi dolar Kanada. (Unsplash.com/PiggyBank)
Dalam tuduhannya, jaksa mengatakan Ortis membocorkan informasi sensitif pada 2015 kepada tiga anggota jaringan pencucian uang internasional dan seorang pria bernama Vincent Ramos. Dia diawasi otoritas AS karena perusahaan keamanan seluler yang dijalankannya terkait dengan pengedar narkoba dan anggota kejahatan terorganisir.
Dalam memberikan informasi, Ortis dituduh meminta hampir 27.500 dolar Kanada (Rp319,6 juta) kepada Ramos, tapi pihak berwenang tidak pernah menemukan bukti bahwa dia pernah menerima pembayaran.
Ortis kemudian mengatakan dia membocorkan informasi intelijen sebagai bagian dari misi rahasia yang dia luncurkan untuk memikat target agar mengadopsi layanan email terenkripsi, yang kemudian akan memberikan akses kepada badan keamanan ke komunikasi mereka. Pengacaranya mengatakan tindakannya adalah untuk menghadapi ancaman besar terhadap Kanada yang tidak dapat diabaikan.
Namun, jaksa mengatakan Ortis membagikan informasi tersebut tanpa persetujuan atasannya, dan menambahkan tidak ada catatan misinya di arsip RCMP.
"Kisahnya tidak lain hanyalah upaya untuk membuat kamu percaya bahwa tindakan kriminalnya yang bertujuan untuk tujuan mulia dan rahasia," kata jaksa penuntut Judy Kliewer kepada pengadilan.