Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi borgol. (unsplash.com/niu niu)
Ilustrasi borgol. (unsplash.com/niu niu)

Jakarta, IDN Times - Mantan pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) ditangkap setelah terekam dalam video menyebut penjual makanan halal di kota New York sebagai teroris. Dia juga mengatakan bahwa kematian 4 ribu anak-anak di Palestina tidak cukup.

Polisi New York mengungkapkan, Stuart Seldowitz adalah pria berusia 64 tahun. Dia ditangkap pada Rabu (22/11/2023) atas tuduhan pelecehan berat, penguntitan kejahatan rasial, penguntitan yang menyebabkan ketakutan, dan penguntitan di tempat kerja.

"Seorang korban laki-laki berusia 24 tahun menyatakan kepada polisi bahwa ada seseorang yang mendekatinya di tempat kerjanya berkali-kali dan melontarkan pernyataan anti-Islam berkali-kali pada tanggal berbeda yang menyebabkan korban merasa takut dan kesal," kata polisi dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (23/11/2023).

1. Islamofobia dilancarkan oleh Seldowitz

Video yang berisi berbagai perdebatan mengenai perang Israel di Gaza menjadi viral bulan ini antara Seldowitz dan seorang pria Mesir yang bekerja di gerobak makanan halal di Manhattan.

"Jika kita membunuh 4 ribu anak-anak Palestina, itu tidak cukup," kata Seldowitz dalam salah satu percakapan yang direkam dalam video yang diunggah di platform media sosial X.

Penjual makanan terlihat menyuruh Seldowitz untuk pergi dan dia tidak akan mendengarkannya, namun Seldowitz kemudian menjawab, "tetapi anda adalah seorang teroris. Anda mendukung terorisme."

Di percakapan lain, Seldowitz terdengar melontarkan hinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan melecehkan penjual tersebut, dengan menyebutnya bodoh karena kurang fasih berbahasa Inggris, serta mencaci-makinya dengan komentar Islamofobia.

Seldowitz juga mengancam akan menggunakan koneksi pemerintahnya guna memobilisasi polisi rahasia Mesir melawan penjual makanan tersebut.

"Mukhabarat (badan intelijen) di Mesir akan menangkap orang tua anda. Apakah ayahmu menyukai kuku jarinya? Mereka akan mengeluarkannya satu per satu," ungkapnya sambil tersenyum.

2. Seldowitz klaim video yang beredar tidak menceritakan keseluruhan cerita

Seldowitz pernah menjabat sebagai direktur di Direktorat Dewan Keamanan Nasional Asia Selatan di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama. Dia juga bekerja sebagai pejabat politik senior di Kantor Urusan Israel dan Palestina di Kementerian Luar Negeri.

Seldowitz sempat berdalih bahwa video yang diunggah di media sosial tidak menceritakan keseluruhan cerita. Dia pun kesal setelah si pedagang makanan menyatakan simpatinya kepada Hamas.

Meski begitu, tidak ada klaim seperti itu yang terekam dalam video mana pun yang telah dipublikasikan, yang menunjukkan jika penjual tersebut menyebut Hamas.

Rekaman pertemuan tersebar secara online pada saat ketegangan meningkat antara kelompok pro-Israel dan pro-Palestina di seluruh AS, sejak dimulainya perang Israel-Hamas bulan lalu, dikutip dari The Straits Times.

Ketika ditanya tentang insiden tersebut oleh Reuters, juru bicara Deplu AS Matthew Miller berkata, "AS dengan tegas menentang bahasa rasis atau diskriminatif dalam bentuk apa pun."

Pada 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan yang diklaim oleh negara itu telah menewaskan 1.200 orang. Israel melakukan pembalasan dengan membombardir Jalur Gaza dan membunuh lebih dari 14.500 warga Palestina. Imbasnya, memicu peningkatan anti-Semitisme dan Islamofobia di AS, serta sering memicu demonstrasi jalanan untuk mendukung Israel dan Palestina.

3. Dukungan mengalir untuk penjual makanan di Manhattan

Setelah tindakan Seldowitz viral di jagat maya, banyak warga New York berunjuk rasa untuk mendukung penjual tersebut, berbondong-bondong mengantre untuk membeli ayam dan nasi di gerobak makanan di lingkungan Upper East Side Manhattan.

Street Vendor Project, yang bekerja dengan ribuan pedagang makanan di New York, menggambarkan adegan mengharukan, di mana warga kota tersebut dari semua lapisan masyarakat berkumpul dan mengambil sikap melawan kebencian anti-Islam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team