Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (twitter.com/Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו)

Jakarta, IDN Times - Sekelompok tokoh terkemuka Israel mendesak Kongres Amerika Serikat (AS) untuk mencabut undangan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dijadwalkan berpidato pada 24 Juli 2024. Mereka menyebut undangan tersebut sebagai kesalahan besar yang akan memberi penghargaan atas perilaku Netanyahu yang dianggap memalukan dan merusak.

Para tokoh ini termasuk mantan Perdana Menteri Ehud Barak dan mantan Direktur Mossad Tamir Pardo. Mereka menyatakan bahwa penampilan Netanyahu di Washington tidak akan mewakili negara Israel dan warganya. 

"Kami berasal dari berbagai bidang masyarakat Israel, sains, teknologi, politik, pertahanan, hukum, dan budaya. Kami berada dalam posisi yang tepat untuk menilai dampak keseluruhan dari pemerintahan Netanyahu," kata mereka, dilansir dari The Hill, Jumat (28/6/2024).

1. Kritik kegagalan penanganan konflik di Gaza

Para tokoh Israel mengkritik penanganan perang Gaza oleh Netanyahu. Mereka menuduh Netanyahu gagal menyajikan rencana konkret untuk mengakhiri perang dan membebaskan puluhan sandera yang masih ditahan Hamas.

Kegagalan intelijen yang menyebabkan serangan Hamas pada Oktober lalu juga menjadi sorotan. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang Israel dan menyandera 250 orang. Netanyahu dikritik karena belum membentuk komisi penyelidikan negara yang dipimpin hakim Mahkamah Agung untuk menyelidiki kegagalan tersebut.

"Pria yang akan berpidato di Kongres bulan depan telah gagal memikul tanggung jawab atas kelalaian yang memungkinkan serangan Hamas," kritik para penulis.

Lebih lanjut, Netanyahu dituduh dengan sengaja menghalangi kesepakatan yang diusulkan dengan Hamas untuk membebaskan sandera. Banyak warga Israel percaya hal ini dilakukan demi melanjutkan perang dan menghindari pertanggungjawaban politik yang tak terelakkan ketika perang berakhir.

2. Kontroversi undangan Kongres AS

Editorial Team

EditorLeo Manik

Tonton lebih seru di