Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)
Ilustrasi pabrik mobil. (unsplash.com/carlos aranda)

Intinya sih...

  • Ekspor-impor Jepang di Asia meningkat, meski ada tarif Trump.

  • Pada April, Trump menerapkan kebijakan perdagangan yang agresif.

  • Ada kesepakatan pada Juli untuk mengurangi tarif bea masuk kendaraan dari 27,5 persen menjadi 15 persen.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) turun selama 6 bulan berturut-turut pada September. Data Kementerian Keuangan menunjukkan ekspor ke Washington turun 13,3 persen dari tahun sebelumnya menjadi sekitar 1,6 triliun yen (sekitar Rp174,3 triliun). Sementara, pengiriman mobil ke AS turun 24,2 persen dan mesin semikonduktor anjlok menjadi 45,7 persen.

Penurunan tersebut terjadi di tengah tarif yang lebih tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump, yang berdampak keras pada pengiriman mobil dan mesin semikonduktor, dilansir NHK News pada Rabu (22/10/2025).

1. Ekspor-impor Jepang di Asia meningkat, meski ada tarif Trump

Pada September, ekspor Jepang tumbuh 4,2 persen menjadi 9,41 triliun yen (Rp1.024 triliun), naik untuk pertama kalinya dalam 5 bulan. Ini karena pengiriman yang kuat ke Asia yang mengimbangi penurunan ekspor ke AS akibat dampak tarif Trump.

Di bulan yang sama, ekspor Jepang ke Asia melonjak 9,2 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, ekspor ke China melonjak 5,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Sementara, impor Jepang naik 3,3 persen secara keseluruhan, menjadi 9,65 triliun yen (Rp1.050 triliun) dan menandai kenaikan pertama dalam 3 bulan. Jumlah tersebut tumbuh 6 persen di Asia, termasuk kenaikan 9,8 persen dalam impor dari China.

2. Dampak kebijakan Trump terhadap penjualan otomotif Jepang di AS

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/POTUS)

Pada April, Trump menerapkan kebijakan perdagangan yang agresif. Namun, Tokyo-Washington mencapai kesepakatan pada Juli untuk mengurangi tarif bea masuk kendaraan dari 27,5 persen menjadi 15 persen. Tarif tersebut mulai berlaku pada pertengahan September.

Takafumi Fujita, seorang ekonom di Institut Penelitian Meiji Yasuda, menghubungkan penurunan pengiriman kendaraan Jepang ke AS dengan kenaikan harga oleh produsen mobil Jepang yang berupaya mengimbangi tarif.

"Sulit bagi produsen mobil Jepang, yang cenderung menyediakan mobil terjangkau daripada kendaraan mewah, untuk mempertahankan volume penjualan ketika daya saing harga mereka melemah," ujar Fujita, dikutip dari Kyodo News.

Ia menambahkan bahwa kemerosotan industri otomotif akan membebani perekonomian secara keseluruhan, mengingat pengaruhnya yang luas.

3. Perdagangan Jepang di bawah PM Takaichi

Mantan menteri urusan dalam negeri Jepang, Sanae Takaichi. (x.com/takaichi_sanae)

Dilansir AP News, laporan terbaru ekspor-impor Jepang tersebut muncul setelah Sanae Takaichi terpilih dalam pemungutan suara parlemen sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang, yang menjadikannya perempuan pertama yang memimpin negara itu.

Takaichi menjanjikan upah yang lebih tinggi, serta kebijakan moneter yang lebih longgar. Hal tersebut akan menguntungkan yen Jepang yang melemah dan juga menguntungkan eksportir raksasa negara itu. Alasannya, kebijakan tersebut akan meningkatkan nilai pendapatan luar negeri, ketika dikonversi ke yen.

Presiden Trump dijadwalkan akan mengunjungi Negeri Sakura akhir bulan ini, guna bertemu dengan Takaichi. Diperkirakan, Washington akan membahas perdagangan dengan Tokyo.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team