Jakarta, IDN Times- Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, mengumumkan keadaan darurat nasional pada Kamis (10/8/2023). Kondisi itu berlaku selama dua bulan sebagai tanggapan atas pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio.
Villavicenco, kritikus atas kasus korupsi dan kejahatan terorganisir, tewas terbunuh saat kampanye di stadion di Quito pada Rabu. Kekerasan di Ekuador pun melonjak di negara bagian Andes.
“Angkatan bersenjata saat ini dimobilisasi di seluruh wilayah nasional untuk menjamin keamanan warga negara, ketenangan negara, dan pemilihan umum yang bebas dan demokratis pada 20 Agustus," kata Lasso, dikutip dari Al Jazeera.