Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi temperatur udara. (Sumber: pixabay.com/geralt)

Jakarta, IDN Times - Kembalinya fenomena iklim El Nino pada akhir 2023 ini akan menyebabkan suhu global diprediksi naik. Para ilmuwan mengingatkan gelombang panas akan terjadi lebih parah dibanding sebelumnya dalam pernyataannya pada Senin (16/1/2023) waktu setempat.

2016 lalu merupakan tahun terpanas dalam catatan sepanjang sejarah yang didorong oleh fenomena El Nino besar.

1. Dunia akan menjadi lebih panas dengan kenaikan melebihi 1,5 derajat Celcius

Dilansir dari The Guardian, prakiraan awal menunjukkan El Nino akan kembali pada 2023 ini. Fenomena ini memperburuk cuaca ekstrem di seluruh dunia dan "sangat mungkin" terjadi pemanasan global yang melebihi 1,5 derajat Celcius.

Ini merupakan bagian dari osilasi alami yang didorong oleh suhu lautan dan angin di Pasifik, yang beralih antara El Nino, La Nina yang lebih dingin, dan kondisi netral. Selama 3 tahun terakhir, telah terjadi serangkaian peristiwa La Nina berturut-turut yang tidak biasa.

Tahun ini, diperkirakan akan lebih panas dari 2022, yang menurut kumpulan data global, menduduki peringkat sebagai tahun terpanas ke-5 atau ke-6 sepanjang sejarah.

El Nino terjadi selama musim dingin di belahan bumi utara dan efek pemanasannya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dirasakan. Artinya, kemungkinan besar akan ada rekor suhu global baru pada 2024.

Gas rumah kaca yang dipancarkan oleh aktivitas manusia telah meningkatkan suhu global rata-rata mencapai sekitar 1,2 derajat Celcius hingga saat ini. Hal ini telah menyebabkan dampak bencana di seluruh dunia, mulai dari gelombang panas yang melanda AS dan Eropa, hingga terjadinya bencana banjir dahsyat di Pakistan dan Nigeria yang merugikan jutaan warga setempat.

2. Dampak fluktuasi siklus El Nino-La Nina sudah terlihat di sebagian besar wilayah di dunia

Editorial Team

Tonton lebih seru di