Terduga anggota geng kriminal yang ditangkap oleh aparat kepolisian El Salvador pada Kamis (7/4/2022). (twitter.com/nayibbukele)
Sejak pemberlakuan darurat militer pada akhir Maret lalu, lebih dari 6.000 terduga anggota geng kriminal ditangkap oleh aparat. Hal itu disebut sebagai upaya untuk meringkus geng kriminal setelah terjadinya aksi kekerasan besar-besaran yang menewaskan 87 orang selama tiga hari.
Meski begitu, aksi penangkapan terduga geng kriminal ini disebut sebagai tindakan yang salah dan melanggar HAM. Pasalnya, dari ribuan orang yang ditangkap, banyak terduga tersangka yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan anggota geng kriminal. Alhasil, laporan kehilangan anggota keluarga melonjak.
Dilaporkan The Guardian, ratusan ibu dan istri dari anggota keluarganya yang hilang lantaran ditangkap aparat keamanan berkumpul di luar pangkalan Angkatan Laut. Mereka tengah mencari informasi keberadaan dan keadaan terbaru soal anggota keluarganya.
Salah satu warga yang kehilangan anggota keluarganya, Carmen Rodriguez, masih belum mengetahui keadaan suami, saudara laki-laki, dan keponakannya yang ditangkap aparat keamanan seminggu lalu. Ia menyebut polisi menangkap keluarganya yang tidak bersalah.
"Mereka menangkap orang yang benar dan menuduhnya sebagai orang bersalah. Ini memang baik bagi polisi untuk melakukan tugasnya, tapi ini tidak adil jika mereka juga menangkap orang pekerja dan bahkan lebih parahnya, mereka memperlakukan tahanan seperti binatang," ungkap Rodriguez.